LaporanPraktikum
Dasar-dasarAgronomi
PUPUK BEKAS CACING
(KASCING)
Nama : Maghfira Fitra Maulani.A
Nim :
G11116512
Kelas :
Dasar-DasarAgronomi E
Asisten :
1. Aziz Yasril
2. Nur HusnulKhotimah
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor
genetic dan faktor lingkungan.Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan
lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya
unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantara 105 unsur yang ada di
atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlakdiperlukan oleh
suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan
sempurna.
Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah
untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah
itu berada. Produk tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga,
umbi, getah, eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan.
Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda
tergantung faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan
induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama
dalam pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman merupakan indikator utama
mutu kesuburan tanah.
Salah satu organisme yang berperan bagi kesuburan tanah adalah cacing. Cacingadalahsuatumakhlukmakro
yang beradadalamtanah, sebagaipenguraijasadlain, mulaidarihewan yang mati,
daungugur, akar yang matihinggajasadmanusia yang telahtutupusiahinggabatukapur.
Untuk itu, dilakukan praktikum mengenai “kascing” untuk mengetahui peran
cacing dalam hal kesuburan tanah. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Kascingbaikuntukpertumbuhantanamansecara
optimal karenaselaindapatmemperbaikisifatfisik, kimia, danbiologitanah
(khususnyapadatanah yang kurangsubur), juga
tidakmemberiefeknegatifterhadaplingkungannya.
1.2 Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan
dilakukannnya praktikum pembuatan pupuk bekas cacing adalah untuk mengetahui
proses pembuatan pupuk organik dengan pemanfaatan bahan organik dan organisme
berupa cacing serta mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk kascing terhadap
tanaman.
Kegunaan dari praktikum pembuatan kascing adalah agar mahasiswa dapat
memperoleh ilmu dan pengetahuan mengenai proses pembuatan kascing mulai dari
penyiapan alat dan bahan hingga pengaplikasiannya. Selain itu, untuk
menyelesaikan mata kuliah Dasar-dasar Agronomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kascing
Kascing adalah
merupakan bahan organik hasil dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah
atau bahan organik lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang
cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
khususnya pada tanah yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak
mempunyai efek negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis
basah dimana proses pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia
kascing lebih beragam dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya. Pupuk
kascing merupakan bahan organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman secara
optimal karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
khususnya pada tanah-tanah yang kurang subur juga tidak memberi efek negatif
terhadap lingkungannya (Simanjuntak, 2009).
Kascing merupakan
pupuk yang bersumber dari perombakan bahan-bahan
organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing. Secara agronomi perannya
sebagai sumber bahan organik bagi tanaman, dan sangat bermanfaat dalam
pemulihan kemampuan lahan yang digunakan untuk kegiatan penanaman. Kascing juga
sebagai pupuk yang ramah lingkungan, aman untuk digunakan pemacu pertumbuhan
dan produksi tanaman. Berdasarkan penelitian Arifah, (2013) penggunaan kascing
dibanding dengan kompos menunjukkan pada kascing pertumbuhan dan hasil tanaman
pakcoy lebih baik (Arifah, 2014).
Kascing yaitu tanah
bekas pemeliharaan cacingmerupakan produk sampingan dari budidaya cacing tanah
yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Kascing
mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu
hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, sertamengandung unsur hara (N,
P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp yangmerupakan bakteri penambat N
non-simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh
tanaman (Oka, 2007).
Kualitas kascing,
ditentukan oleh pakandari cacing tersebut. Sesuai dengan pendapat Setiadji, dan
Hartati. (2012) dan Arifah (2013) pakan yang diberikan kepada cacing akan menentukan
jumlah dan kualitas kascing yang dihasilkan. Secara umum yang dapat dijadikan
bahan pakan cacing berupa limbah-limbah
organik, seperti limbah sayuran, serbuk gergaji atau sisa media jamur,
limbah
hijauan, kotoran ternak, pelepah, daun, batang dan bongkol pisang, limbah
jerami padi, ampas tahu, Mengingat setiap bahan pakan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap jumlah dan kualitas kascing maka jika dikombinasi bahan-bahan
tersebut kemudian diberikan dengan komposisi tertentu juga akan berpengaruh
terhadap kualitas kascing. Pada penelitian ini akan menganalisiskualitas
kascing yang diberikan kepada cacing sebagai bahan pakan dengan beberapa macam
kombinasi komposisi pakan tersebut di atas. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Dedi (2013), kombinasi pakan 50-65 % bahan hijauan + 30 % kotoran
+ serbuk gergaji 10-15 %, dapat meningkatkan selera makan cacing dan
menghasilkan kuantitas dan kualitas kascing. Berdasarkan pengamatan di lapang
bahan pakan yang cocok akan mempercepat cacing dalam menghasilkan kascing.
Pemberian hanya rumen, cairan kotoran ternak, ampas tahu secara terpisah
sebagai pakan cacing didapat kandungan hara N,P,K yang berbeda (Arifah, 2014).
2.2 Kandungan Kascing
Kascing banyak
mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang bermanfaatbagi tanaman.
Menurut Sathianarayanan dan Khan.(2008) pada kascing terdapat zat perangsang
tumbuh seperti giberlin, sitokinin, ausin dan unsur hara N,P,K, Mg, Ca,serta bakteri
azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non simboltik yang akan
membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman. Kascing juga mengandung
berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti Fe, Mn, Zn, Bo dan Mo
(Munroe, 2003 dalam Arifah, 2014).
Pupuk kascing mengandung unsur
hara seperti N, P, K, C a, Mg, S, Fe dan unsur lainnya yang dibutuhkan oleh
tanaman. Palungkun (1999) menyatakan bahwa komponen-komponen biologis yang
terkandung dalam pupuk kascing adalah hormon pengatur tubuh giberallin,
sitokinin dan hormon auksin juga tidak mempunyai efek negatif terhadap
lingkungan (Simanjuntak, 2009).
Menurut
Simanjuntak (2009), Pupuk kascing mempunyai pH netral 5 sampai 7.4 dan
rata-rata 6.9 komposisi kascing adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi
komponen-komponen kimia pada pupuk kascing

Sumber: Palugkung (1999) dalam Simanjuntak (2009)
2.3 Manfaat Kascing
Manfaat kascing
sebagai pupukorganik yang ramah lingkungan, dapat mengembalikan kemampuan lahan
atau media tanam, sehingga penggunaan
kascing didalam kegiatan penanaman, perlu digalakkan pemakaiannya, namun
permasalahannya, bagaimanakah kualitas kascing yang dihasilkan jika cacing
tanah tersebut diberikan pakan dengan komposisi yang berbeda dan memanfaatkan
bahan lokal yang ada disekitar pembudidayaan cacing (Arifah, 2014).
Pada tanaman yang
tanpa Kascing unsur hara yang dikandung dalamtanah tidak bertambah, oleh sebab
itu tanaman tumbuh lebih pendek karena pembelahan sel pada ujung batang
berkurang dan pembentukan cabang daun menjadi lebih sedikit dibanding pada
tanaman yang diberi Kascing. Dengan berkurangnya tinggi tanaman, daun yang
terbentuk menjadi lebih sedikit. Hasil asimilasi tanaman jugamenurun, yang
akanmenyebabkan penurunan berat basah tanaman serta berat kering tanaman.
Menurut Gardner6), berat kering tanaman budidayamerupakan penimbunan hasil
asimilasi CO2 sepanjang masa pertumbuhan. Pemberian Kascing sebagai pupuk
organik dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat mempertahankan kestabilandan
aerasi tanah. Selain mengandung unsur hara utama (N, P, K, Mg dan Ca), Kascing
juga banyak mengandung mikroba Azotobacter sp. Dengan demikian Kascing
dapat meningkatkan kesuburan tanah. Dengan pemberianKascingmaka
diasumsikanmineral danmikroorganisme yang dapatmenyuburkan tanah bertambah sehingga
dengan adanya kandungan hara yang tinggi disertai fitohormon tinggi tanaman
dapat tumbuh lebih baik dan
pertumbuhan akan lebih
baik pula (Oka, 2007).
Hasil
penelitian Oka (2007) terhadap pemberian kascing pada tanaman kangkung membuktikan
bahwa dengan penambahan kascing pada pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung
lebih berpengaruh positif dibandingkan tanpa pemberian kascing
Tabel 2. Rerata dan
simpangan baku tinggi, berat basah, dan berat kering tanaman kangkung dalam
satu rumpun

Sumber: Oka (2007).
Abbas (1991)
dalam Simanjuntak (2009) berpendapat bahwa pemberian bahan organik berpengaruh
positif dalam meningkatkan pembentukan bahan kering tanaman. Dengan pemberian
bahan organik 2.5 g kascing bibit dapat menghasilkan bobot kering tanaman
jagung sebesar 53.53 g/pot, lebih tinggi bila dibandinkan dengan yang tidak
diberi bahan organik yang hasilnya hanya 38.47% g/pot (Simanjuntak, 2009).
2.4 Teknik Pengaplikasian Kascing
Aplikasi pupuk
kascingdilakukan 2 minggu sebelum benih ditanamdi polybag dengan dosis sesuai
dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi dilakukan dengan cara mengaduk pupuk
kascing dengan media (top soil) yang telah diisi pada polybag (Nahampun, 2009).
Menurut Fauzi,
dkk (2012), Aplikasi pupuk kascing dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Disebar
Kascing disebar rata dipermukaan tanah yang
telah dicangkul/dibajak
2.
Dalam larikan
Kascing ditempatkan dalam larikan, dalam
barisan tanaman atau diantara baristanaman.
3.
Ditugal
Kascing diletakan dalam lubang tanam atau
di pinggir lubang tanam.
Takaran kascing Dapat disesuaikan dengan takaran bahan organik lainya,
sekitar 10-30 ton/ha, tergantung kepada kesuburan tanahnya. Jika tanahnya telah
kaya akan cacing tanah (pemberian kascing berulang-ulang)takarannya makin
dikurangi, dan selanjutnya tinggal memberikan bahan organikn sajah sebagai
makanan cacing yang telah berkembang dalam tanah (Fauzi, dkk. 2012).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan pupuk kascing dilaksanakan pada hari Senin, 27 Maret
2017 Pukul 16:30-selesai di Ex-Farm, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pupuk kascing adalah
bambu, 8 buah balok kayu ukuran 80 cm, 2 buah balok kayu ukuran 100 cm, 4 buah
balok kayu ukuran 30 cm, 2 buah palu, ½ kg paku 2 cm, 1/3 kg paku 7 cm, insect
net hijau ukuran 120 cm dan 1 buah gergaji.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ½ karung serbuk gergaji, 1
ember pupuk kandang dan cacing.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari pelaksanaan praktikum pembuatan
kascing adalah sebagai berikut:
3.3.1
Proses
pembuatan kandang cacing
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memotong
bambu dan balok kayu sesuai ukuran dengan gergaji
3. Membuat
kandang cacing dengan memasang bambu dan balok kayu
4. Menguatkan
pemasangan setiap potongan balok dan bambu dengan paku
5. Memasang
insect net di atas kadang cacing sebagai penyangga bahan agar tidak jatuh ke
bawah
3.3.2
Pencampuran
bahan
1. Menentukan
komposisi bahan yaitu 1 ember pupuk kandang dan 1 ember serbuk gergaji
2. Mencampur
serbuk gergaji dengan air sampai basah
3. Memasukkan
pupuk kandang dan serbuk gergaji basah ke dalam kadang cacing
4. Mencampur
pupuk kandang dan serbuk gergaji di dalam kandang cacing
5. Memasukkan
cacing ke dalam kandang
6. Menutup
kandang dengan pelepah pisang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar
Hasil yang
diperoleh dari praktikum pembuatan pupuk bekas cacing (kascing) adalah sebagai
berikut:
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum, dapat diketahui bahwa
cacing merupakan salah satu organisme yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan
pupuk organik yang disebut sebagai “kascing”. Pembuatan pupuk bekas cacing ini
dilakukan melalui langkah metodologis, mulai dari penyiapan alat dan bahan,
pembuatan kandang, pencampuran bahan, pemeliharaan cacing, hingga
pengaplikasian pupuk kascing. Pada praktikum yang dilaksanakan, metodologi yang
dilakukan hanya sampai pada pemeliharaan cacing pada kandang. Hal tersebut
terjadi dikarenakan waktu yang diperlukan untuk sampai pada tahap akhir yaitu
pengaplikasian pupuk tersebut.
Seperti yang kita ketahui dari beberapa hasil penelitian, membuktikan bahwa
cacing memang sangat berperan penting dalam hal kesuburan tanah. Cacing adalah suatu makhluk makro
yang beradadalamtanah, sebagaipenguraijasadlain, mulaidarihewan yang mati,
daungugur, akar yang matihinggajasadmanusia yang telahtutupusiahinggabatukapur.
Untuk itulah digunakan organisme ini untuk pembuatan kascingyang pada
tahap akhir bermanfaat untukpertumbuhantanamansecara
optimal karenaselaindapatmemperbaikisifatfisik, kimia, danbiologitanah
(khususnyapadatanah yang kurangsubur), juga
tidakmemberiefeknegatifterhadaplingkungannya.
Pembuatan kascing yang dilakukan pada praktikum memang menggunakan
bahan-bahan organik tanpa bahan kimia lain yang berdampak negatif terhadap
lingkungan. Bahan-bahan tersebut berupa serbuk gergaji, pupuk kandang dan
beberapa bahan organik lain. Hal tersebut dilakukan selain sebagai tempat
pemeliharaan cacing, juga untuk mengalami proses dekomposisi agar mudah terurau
dan tidak berdampak buruk pada lingkungan sebagaimana yang telah dikatakan
sebelumnya.
Keberhasilan pembuatan pupuk bekas cacing ini dapat dilihat dengan memperhatikan
kondisi kasat mata dari serbuk gergaji dan pupuk kandang yang awalnya masih
berukuran besar dan pada akhirnya berbentuk kecil seperti tanah.
Partikel-partikel kecil tersebut merupakan hasil dekomposisi dari cacing.
Proses dekomposisi yang dilakukan cacing adalah dengan memakan bahan-bahan
tersebut dan menguraikannya, sehingga hasil akhir dari proses penguraiannya
adalah kotoran cacing. Jika diperhatikan dengan seksama, kotoran cacing memang
berukuran kecil seperti tanah liat namun tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
Keberhasilan pembuatan pupuk kascing juga dapat diperhatikan dari jumlah
organisme cacing yang awalnya sedikit kini bertambah banyak. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Simanjuntak (2009), bahwa cacing mengonsumsi bahan-bahan
organik dalam tanah untuk pertumbuhan, perkembangan dan produktivitasnya.
Pengaplikasian
dari pupuk kascing ini belum dilakukan, tetapi berdasarkan hasil penelitian,
pengaplikasiannya tidak beda jauh dengan pengaplikasian pupuk kandang. Hasil
dari pengaplikasian kascing ini memang sangat bermanfaat besar terhadap
kesuburan tanah dan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang terdapat pada media dengan pemanfaatan kascing. Misalnya pada penelitian
yang dilakukan oleh Simanjuntak (2009), bahwa dengan
pemberian bahan organik 2.5 g kascing bibit dapat menghasilkan bobot kering
tanaman jagung sebesar 53.53 g/pot, lebih tinggi bila dibandinkan dengan yang
tidak diberi bahan organik yang hasilnya hanya 38.47% g/pot. Selain penelitian
yang dilakukan oleh Simanjuntak, masih banyak penelitian lain dengan objek
berbeda yang menghasilkan output yang positif bagi kesuburan tanah dan
produktivitas tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kascing sebagai pupuk bekas cacing yang dibuat dari bahan-bahan organik
dengan bantuan organisme berupa cacing memang sangat bermanfaat bagi kesuburan
tanah dan produktivitas tanaman. Hal tersebut terjadi karena pada pupuk
kascing, berbagai unsur hara baik unsur hara mikro maupun unsur hara makro
telah tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal tersebut
dibenarkan karena berbagai jurnal hasil penelitian memang telah
menginformasikan tentang keuntungan yang dihasilkan dengan pemanfaatan kascing. Penggunaan kascing memang sangat bermanfaat
dalam bidang pertanian konvensional, dimana penggunaan kascing tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan.
5.2
Saran
Ada baiknya jika hasil dari praktikum pembuatan pupuk bekas cacing ini
langsung diaplikasikan pada beberapa tanaman, dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian pupuk kascing pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Oka, A.A. 2007. Pengaruh
Pemberian Pupuk Kascing Pada Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipome reptans Poir).
Universitas Muhammadiyah Metro. J. Sains MIPA, Vol. 13, No.1, Hal:26-28,
ISSN:1978-1873.
Simanjuntak, Dahlia. 2009. Manfaat Pupuk Organik Kascing dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)
pada Tanah dan Tanaman. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Volume 2,
Nomor 1, April 2004:1-3
Arifah, S.M. 2014. Analisis
Komposisi Pakan Cacing Lumbricus sp. Terhadap Kualitas Kascing dan Aplikasinya
pada Tanaman Sawi. Jurusan Biologi Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Gamma, Vol.9, No.2, ISSN: 0216-8995.
Fauzi, dkk. 2012.
Aplikasi Naungan dan Pupuk Kascing Untuk Pertumbuhan dan Perkembanga Bibit
Kakao Hibrida (Theobroma cacao L.). Fakultas
Pertanian Universitas Riau.
Nahampun, R.D.C. 2009. Pengaruh
Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery. Medan: Departemen Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumetera Utara.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar